Saturday, August 22, 2015

#7: Rangkuman Kejadian dalam Tiga Bulan Terakhir

Halo! Apa kabar, Nak? Maaf, sudah lama aku tidak menulis surat untukmu. Kapan, ya, terakhir kali aku menulis di sini? Bulan Mei? Wah, lama juga. Banyak hal yang terjadi tiga bulan ini. Secara garis besar mungkin seperti ini:

Waktu bulan puasa kemarin, ibumu mengunjungiku di sini, di Kalimantan. Aku meminjam rumah temanku selama seminggu untuk kutempati bersama ibumu. Rasanya menyenangkan melewati bulan puasa berdua. Waktu sahur, kami bangun dan berbagi tugas. Aku memanaskan lauk dan sayur yang sudah kubeli malamnya, ibumu memasak nasi. Paginya, aku berangkat kerja dan ibumu mengerjakan tesis dan menonton tivi. Sorenya, kami mencari lauk untuk makanan berbuka. Aku mengajaknya ke beberapa Pasar Ramadhan yang ada di Tanjung. Kami membeli kudapan-kudapan khas Banjar dan es kelapa muda. Aku juga sempat mengajak ibumu melihat kantorku. Seminggu sebelum lebaran, ibumu pulang ke Jogja, dan aku menyusulnya beberapa hari kemudian.

Begitu aku tiba di Jogja, kami pergi memeriksa kondisimu. Kami menunggu selama hampir tiga jam di ruang tunggu. Petugasnya bilang, dokter kandungannya sedang menangani proses lahiran di tempat lain. Kami berdua bosan sekali saat itu. Aku sampai ketiduran beberapa kali di sofa. Ketika dokternya datang, kami mendapat giliran pertama untuk masuk. Kata ibu dokter, kondisimu cukup baik. Ibumu disuruh makan buah dan sayur lebih banyak lagi. Hanya saja, ketika kami hendak melihat jenis kelaminmu, kaki mungilmu dengan jahilnya menekuk menutupi kelaminmu, membuat kami penasaran apakah kau anak laki-laki atau perempuan. Tapi tidak apa-apa, semoga di jadwal pemeriksaan berikutnya misteri itu bisa terjawab.

Kau tahu? Perut ibumu sudah sangat besar. Ia bilang, kau senang sekali bergerak dan menendang-nendang di dalam sana, terutama di malam hari. Awalnya aku kurang percaya. Namun, aku merasakannya sendiri, getaran-getaran kecil di balik perut buncit itu. Entah apa yang sedang kau lakukan di dalam situ, Nak, tapi aku bahagia sekali merasakan gerakanmu dengan tanganku. Di hari terakhirku di Jogja, aku membacakanmu dongeng yang aku dapat di internet. Aku lupa apa judulnya, tapi kelihatannya kau menyukainya. Gerakanmu mereda ketika aku sedang membaca, seolah kau sedang pasang kuping dan menikmati ceritanya.

Tesis ibumu sudah hampir selesai. Minggu depan ia akan mulai ambil data penelitian. Tesisnya mengenai terapi psikologi pada narapidana. Makanya, beberapa waktu belakangan ini ia rajin keluar masuk penjara (hehe, istilah yang lucu), kampus, dan perpustakaan. Aku khawatir kesibukannya itu akan berpengaruh pada kesehatannya dan juga kesehatanmu. Tapi aku tahu ibumu, ia perempuan yang tangguh. Lagi pula, ada untungnya juga kau ada di dalam perutnya waktu ia sedang mengerjakan tesis. Katanya, segala hal yang dilahap oleh ibu, termasuk buku bacaan, akan dikonsumsi juga oleh bayi yang dikandungnya. Artinya, sejak dalam kandungan kau sudah diberi nutrisi bacaan-bacaan bermutu tentang berbagai macam teori psikologi. Nak, kau pasti akan jadi anak yang cerdas!

Itulah rangkuman besar hidup kami dalam tiga bulan ini, Nak. Namanya rangkuman, tentu saja banyak hal-hal detil yang terlewat untuk aku ceritakan. Kurang lebih tiga bulan lagi kau akan lahir, Nak. Saat kau lahir, kami berjanji akan memberikan setiap detil dalam hidup kami untukmu, Nak. Dan sampai saat itu datang, tunggulah, dan jadilah anak yang baik. Juga jangan lupa untuk sesekali memberikan semangat pada ibumu dalam mengerjakan tesisnya. Caranya? Ayolah, kau pasti lebih tahu. ;)