Halo! Apa kabar, Nak?
Masih aneh rasanya untuk memanggil seseorang dengan
panggilan Nak. Terus terang ibumu ini bingung harus menulis apa. Dari dulu ibu
memang kesulitan bila diminta untuk menulis, apalagi menulis surat. Ditambah
perasaan campur aduk yang sedang ibu rasakan membuat ibu makin bingung
menuangkan semua rasa itu dalam tulisan.
Sekitar 1 bulan lalu ibu mulai merasakan gejala-gejala
aneh. Rasanya mual seperti saat sedang sakit maag (ibu harap kelak kamu tidak
merasakan sakit maag), jadi mudah capek, sering pusing, dan yang paling aneh
ibu tidak tahan setiap melihat anak kecil. Ibu biasa tersenyum-senyum kecil
sambil membayangkan alangkah senangnya jika bisa memiliki anak.
Dan ternyata Tuhan menitipkan keajaiban di rahim ibu
untuk menciptakan kamu. Gumpalan daging kecil yang terkadang membuat ibu malas
makan, harus sering istirahat, dan sering tersenyum-senyum sendiri saking
bahagianya.
Di antara perasaan senang dan bahagia, tentu ada
perasaan takut. Iya, ibu takut, Nak. Takut belum siap menjadi orangtua yang baik
untukmu. Tapi teman ibu pernah bilang, kita memang tidak pernah terlahir untuk
siap. Semua datang di saat yang tidak terduga dan membuat kita merasa belum
siap. Aneh ya? Tapi suatu hari nanti kamu akan mengerti.
Semua rasa yang bercampur aduk itu menyatu jadi satu
kesatuan, namanya cinta. Rasa yang sama (bahkan terkadang lebih) seperti ibu
rasakan dengan ayahmu, atau kakek nenekmu. Itu yang perlu kamu ingat ya, bahwa
ayah dan ibumu mencintaimu.
Ibu akhiri dulu surat ini. Sudah saatnya kita berdua makan siang lalu dilanjutkan menonton film. Baik-baik ya. :)
No comments:
Post a Comment