Saturday, February 6, 2016

#14: Tentang Namamu dan Panggilan Bapak-Ibu

Halo, Dek Rana! Sekarang aku mau cerita tentang namamu, dan kenapa kami ingin kamu panggil dengan sebutan bapak dan ibu, bukan yang lain.

1. Kirana Lintang Utara

Shakespeare, seorang sastrawan dari Inggris pernah bilang, "Apa artinya sebuah nama?". Ucapannya itu sering diartikan bahwa nama adalah sekadar nama, ga ada makna khusus di dalamnya. Tapi, dalam budaya Timur, ada ungkapan bahwa nama adalah doa. Aku setuju yang kedua. Ngasih judul karya seperti buku atau album musik atau sekadar judul postingan blog aja kita ga bisa sekenanya, apalagi nama anak, kan?

Nah, jauh-jauh hari sebelum kamu lahir, kami udah nyiapin nama untukmu. Beberapa tahun belakangan, orang Indonesia suka ngasih nama anaknya dengan nama-nama yang aneh dan sulit dieja. Biasanya dari bahasa Arab, Turki, Yunani, Ibrani, atau entah dari mana lagi. Contohnya, liat aja nama-nama sepupumu. Hehehe.

Hal pertama yang kami sepakati adalah kami ingin memberimu nama yang berbau Jawa atau Indonesia. Kenapa? Pertama, karena kami berdua orang Jawa, dan kami ingin anak kami punya identitas kejawaan atau keindonesiaan yang melekat pada namanya. Kedua, nama yang berbau Jawa atau Indonesia itu terasa lebih akrab di telinga kami, sekalian sedikit-sedikit melestarikan nama lokal lah. Ciyeee.

Maka, waktu tau jenis kelaminmu perempuan, kami mulai ngutak-atik kombinasi beberapa nama. Aku ngusulin nama Saraswati atau Gayatri, tapi ibumu kurang setuju. Lalu kami sempet hampir sepakat ngasih kamu nama Kala Langit Biru, nama yang kami siapkan kalau punya anak laki-laki. Tapi, karena beberapa alesan, ga jadi kami pake.

Akhirnya nama Lintang Utara muncul. Kami suka dengan nama itu. Mungkin karena kami sama-sama abis baca novel "Pulang" karya Leila Chudori, di mana salah satu tokohnya bernama Lintang Utara. Singkat cerita, kami mantap dengan nama itu.

Lintang artinya bintang dalam Bahasa Jawa. Jadi, namamu artinya bintang yang berada di utara. Dalam Bahasa Inggris, bintang utara dikenal dengan nama Polaris. Si Polaris ini adalah bintang yang unik, karena posisinya tepat berada sejajar dengan titik utara poros Bumi. Jadi, Polaris akan selalu berada tepat di langit bagian utara. Karena posisinya itu, Polaris dari zaman dulu dijadiin patokan arah buat para nelayan dan pengelana.


Sedangkan Kirana, itu diambil dari Bahasa Sansakerta, yang diserap ke dalam Bahasa Jawa, artinya cahaya. Jadi, Dek Rana, namamu artinya adalah cahaya dari bintang utara, sebuah bintang yang berjarak ratusan tahun cahaya dari sini, tapi udah sejak lama ngasih petunjuk arah untuk manusia.

Seperti kubilang di atas, nama adalah doa. Kira-kira doa macam apa yang kami panjatkan dari namamu itu? Coba kamu cari sendiri. Mudah-mudahan kamu udah cukup mampu memaknai namamu sendiri waktu baca tulisan ini kelak.

2. Bapak-Ibu

Kenapa kami minta dipanggil Bapak dan Ibu? Alasannya hampir sama dengan di atas. Karena Bapak dan Ibu (atau Ibuk, terserah kamu aja mau nulisnya gimana), adalah panggilan otentik milik orang Indonesia. Dan, ya, kami lebih nyaman dipanggil Bapak-Ibu dibanding panggilan-panggilan lainnya yang lebih terdengar fancy.

Itu juga kenapa kami lebih suka kamu manggil para saudara kami dengan panggilan pakdhe-budhe, paklik-bulik, atau paman-tante, karena itu terdengar lebih merdu di telinga kami. Tapi, yah, biar bagaimanapun, kamu harus perlakukan orang lain seperti bagaimana mereka ingin diperlakukan. Kalau mereka ingin kamu memanggil mereka dengan panggilan khusus, selama itu membuat mereka senang, lakukan aja. Asal, kalau sama kami tetap panggil Bapak-Ibu aja ya.

2 comments:

  1. aku senyum2 terus nih tiap baca blog ini. salam dari untuk dek rana ya, dari kak mira :)

    ReplyDelete